lcd

Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Beda Diameter Leher Knalpot Racing dan Standar



Ini ulasan soal perbedaan diameter knalpot standar dan racing. Diangkat lewat pertanyaan yang diajukan di grup Facebook MOTOR Plus Reader. Seperti dikutip dari kiriman wall Yoga Cristian Audiger yang nulis “Saya kemarin baru beli knalpot racing untuk Yamaha Scorpio, tapi kalau saya perhatikan leher knalpotnya ternyata jauh lebih kecil daripada originalnya. Apakah ada pengaruhnya terhadap akselarasi dan top speed?”.

Kita bahas soal knalpot standar dulu. Memang kebanyakan knalpot racing, diameter lehernya lebih kecil dibandingkan standar. “Perbedaan diameter luar leher knalpot itu, karena knalpot standar biasanya dilapis seperti kondom sekitar 2 sampai 3 lapis untuk konsumen protek. Juga sebagai peredam panas yang berlebihan,” jelas M. Abidin, General Manager Service Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

Dari perbedaan ini, coba ulas soal diameter dalam dan luar knalpot standar Yamaha Scorpio. Untuk diameter dalam leher knalpot Scorpio bisa diukur dengan jangka sorong sekitar 34,5 mm, sedangkan diameter luar didapat sekitar 49,5 mm. Terlihat dari angka yang tertulis beda angka diameter dalam dan luar sekitar 15 mm. Itu karena terdapat lapisan dileher knalpot.

“Knalpot standar didesain untuk efisiensi engine, sedangkan knalpot racing diciptakan sesuai kebutuhan setingan engine yang sudah abnormal. Tentu saja ukuran pun pasti berubah,” tambah Abidin. Jadi, kalau dipermasalahkan soal diameter luar leher knalpot, coba deh lihat diameter dalamnya apakah sama atau berbeda.

Perbedaan diameter leher knalpot yang lebih besar atau kecil, pasti sangat pengaruh terhadap akselarasi motor. Dengan diameter leher lebih kecil, akselarasi bawah pasti lebih cepat naik alias galak.

"Sedangkan diameter leher yang lebih besar akselarasi malah jadi lebih lemot dibanding dengan diameter leher yang kecil,” jelas Sarjono, mekanik yang nengok disapa Kancil dari bengkel Sweet Martabak Racing (SMR), yang bermukim di Jl. Joglo Raya No. 190, Ciledug, Tangerang, (depan SMA Yadika 5).
READ MORE - Beda Diameter Leher Knalpot Racing dan Standar

Bore Up Honda Vario Techno 125 PGM-FI, Bisa Pakai PCX 150


Kemunculan Honda PCX 150 membawa angin segar bagi pemilik Honda Vario Techno 125 PGM-FI yang suka akselerasi. Karena banyak dari sobat biker berpikir kalau Vario 125 bisa dibore up pakai engine milik PCX 150. Benar enggak ya?

“Konsep mesin PCX 150 dan Honda Vario Techno 125 PGM-FI sama. Yaitu, eSP Engine (Enhanced Smart Power). Tetapi, untuk substitusi, tentu banyak penyesuaian,” ujar Sarwono Edhi, Technical Training Development PT Astra Honda Motor (AHM).

Memang, kalau bicara soal baut empat pemegang silinder blok dan kepala silinder, keduanya tidak berubah. Jadi, blok PCX 150 bisa langsung pasang. Perbedaannya hanya di bagian water jacket saja. Itu bisa disebabkan karena piston PCX 150 memang lebih besar dari piston Vario 125.

Yang jelas, ketika aplikasi piston PCX buat di Vario, kudu mengubah pen piston. Itu karena pin piston milik PCX 150 berdiameter 14 mm. Sedang pin piston Vario 125 punya diameter 13 mm. “Besarnya torsi yang dimiliki PCX 150 membuat pin piston juga lebih besar. Sehingga piston lebih kuat menahan torsi yang lebih besar,” tambah Edhi yang ramah.

Maka itu kalau tidak mau repot, baiknya juga aplikasi kruk as milik PCX juga. Besarnya ubahan piston juga kudu diukuti dengan perubahan diameter klep. Klep bisa juga pakai PCX 150. Jika di Vario 125 pakai klep 27 mm (in) dan 22 mm (ex), maka PCX 150 usung klep 29 mm (in) dan 23 mm (ex).

Lagi-lagi, kalau enggak mau repot sih bisa saja usung seluruh jeroan dan kepala silinder PCX 150. Toh, bisa langsung pasang juga kok. Paling hanya menyesuaikan paking head saja. Karena bentuk paking Vario dan PCX berbeda.

Langkah terakhir, penyesuaian di injektor. Maklum! Karena tak lagi aplikasi spuyer, maka injektor yang kudu diganti agar kebutuhan di ruang bakar terpenuhi. Injektor, bisa juga pakai milik PCX 150.

Nah, terjawab sudah. Jadi, ada pilihan bore up tuh buat bikin Vario 125 berlari makin kencang.
READ MORE - Bore Up Honda Vario Techno 125 PGM-FI, Bisa Pakai PCX 150

Kampas Kopling Standar di Balap, Masih Disuka!



Meski menduduki posisi sangat penting pada dapur pacu balap, ternyata tidak semua tim balap mengandalkan kampas kopling racing. Bahkan seagian besar tim cenderung memilih kampas kopling standar pabrikan. Meskipun harus melakukan modifikasi.

Salah satu kampas kopling yang paling melegenda milik Suzuki FR 80. Suzuki FR adalah motor Suzuki 2-tak yang dilepas di pasaran tahun 1980-an. Dikenal juga dengan nama Suzuki Family.

Kampas Suzuki FR 80 banyak dipakai oleh tim Yamaha. “Lebih tebal. Ada lapisan besi di dalamnya. Makanya lebih awet dan tidak gampang patah. Saat dipakai balapan pun tak gampang aus dan tahan selip. Apalagi karakter pembalapku suka gantung rpm,” jelas Avisena Hura, mekanik tim Yamaha Lanay Jaya.

Tapi, aplikasi kampas FR ke Yamaha Jupiter Z tidak bisa langsung plek. Karena, secara fisik ada perbedaan ukuran. Kampas Suzuki FR memiliki lebar 12 mm dan tebal 3 mm. Sedang kampas Jupiter-Z lebarnya 7,5 mm dengan tebal 2,7 mm. Makanya, matahari dan rumah kopling pun harus dibubut sisi kanan-kiri nya sebanyak 0,15 mm.

Begitupun matahari pada kopling harus dibubut. Pasalnya, diameter kampas kopling FR lebih besar, yaitu 83,5 mm. Sedang diamater matahari Jupiter 80 mm. Jadi, diameternya harus dikurangi 3,5 mm agar bisa terpasang sempurna.

Selain lebih kuat, kampas FR juga lebih tebal. Makanya, untuk keperluan balap menggunakan cukup 5 buah kampas dengan 4 buah pelat. “Perbiji harganya cuma Rp 37 ribu,” tambah mekanik yang akrab disapa Gombal ini.

Saking lakunya kampas FR ini, beberapa produk racing meluncurnya. Seperti kampas FR keluaran BRT-Bintang Racing Team. Ukuran sama dengan FR standar.

Paduannya, Gombal menggunakan per Suzuki Shogun 125. “Harganya murah tapi tahan banting. Aku pakai 4 biji pegas. Harganya cuma Rp 6 ribu perbiji,” tambah peracik motor Fitriansyah Kete ini.

Beda lagi dengan para peracik Honda. Kampas kopling Honda Karisma yang menjadi primadona untuk meningkatkan performa Honda Blade.

Pertama kali dimunculkan di dunia balap oleh Tomy Huang pada pacuan Rey Ratukore beberapa tahun lalu yang tampil menggemparkan. Tomy mengganti mekanisme kopling Blade yang asalnya pegas diagframa menjadi per spiral. Jadi, yang tersisa punya Blade cuma gigi primer-skundernya. Sementara rumah kampas dan pelat berikut tutupnya memakai Karisma.

Perbedaan kopling Karisma dibanding Blade, terlihat pada jumlahnya. Kampas Karisma memakai 5 buah, sedangkan Blade cuma 3 buah.

Selain itu pada per yang sudah bukan lagi model diafragma. Bahkan kaki pegasnya pun berjumlah 6. Makanya, daya cengkram lebih ciamik. Minim selip.

Memasang rumah kopling Karisma untuk Blade, tidak perlu ubahan. Langsung plek ketiplek. “Secara teknik, diameter lubang tengah rumah kopling Karisma sama dengan as girboks Blade,” tambah Songa, mekanik tim Honda MS Nissin Top 1 KYT FDR Denso TDR .

Tapi, bila tak mau repot modifikasi dari kampas motor lain, saat ini sudah banyak dijual kampas kopling racing. Seperti TDR, Oei, CLD, BRT-Bintang Racing Team, Kawahara dan banyak lagi. Semua menyodorkan keunggulan. Baik dari material bahan maupun kekuatannya.
READ MORE - Kampas Kopling Standar di Balap, Masih Disuka!

Modif Piston, Bikin Ringan Macam Forging

Untuk meringankan putaran mesin, salah satu cara paling jitu harus bikin enteng komponen. Salah satunya seher. Supaya ringan ditendang ledakan pembakaran perlu piston yang enteng.

Seher enteng tentu dimiliki oleh piston jenis forging. Karena dengan lapisan yang tipis tapi cukup kuat. Seher forging dibuat dengan sistem tempa atau dipukul seperti bikin pedang.

Sedangkan seher konvensional atau model lama tidak bisa ringan. Seher yang masih menggunakan sistem cetak atau casting harus tebal supaya kuat. Membuat bobotnya jadi berat.

Itu yang membuat Suryono alias Jamblang berfikir kreatif. Membuat seher casting yang beratnya berlebih dibuat ringan. “Caranya beberapa bagian seher dipangkas,” jelas mekanik RPM Kawahara Cirebon itu.

Jamblang yang beristri satu itu meniru seher yang diaplikasi Special Engine. Atau seperti seher milik moge macam R6. Bagian-bagian atau permukaan seher yang dirasa tidak terlalu perlu dikurangi.

Tujuan mengurangi bagian-bagian dari seher itu bukan semata seher jadi ringan. Tapi, juga membuat permukaan seher yang bergesekan dengan dinding boring jadi sedikit. Membuat friksi jadi berkurang. Efek dominonya putaran mesin jadi sangat ringan.

Namun ada syarat yang wajib dipenuhi. Ketika mengurangi permukaan seher ada yang haram dipapas abis. Seperti bodi samping minimal disisakan 2 cm. Itu diterapkan pada seher yang punya diameter 58 mm.

Satu lagi yang harus diperhatikan. Supaya tidak berisik, ketika memotong seher tingginya maksimal sama dengan pangkal lubang pen. “Kalau terlalu pendek memotongnya berakibat berisik,” jelas Jamblang dari Jl. Sultan Hasanudin No. 15, Sumber, Cirebon.

Teknik seperti ini tentunya berlaku untuk motor balap atau korek harian. Menurut Jamblang sih lumayan kuat. “Walau dipakai harian bisa bertahan cukup lama asalkan kompresi tidak terlalu tinggi,”
READ MORE - Modif Piston, Bikin Ringan Macam Forging

Bikin Moncong Karburator Model Velocity, Agar Gas Speed Meningkat!

Moncong ini bukan sembarang moncong! Tapi, ini kali, bicara soal tren moncong di karburaor standar alias lubang venturi yang dibikin model velocity. Hal ini, memang booming di balap liar. Juga, jadi pilihan di ajang resmi kelas standar.

Dibuat model velocity, tujuannya agar gas speed (GS) meningkat. Maksudnya, campuran bahan bakar yang disalurkan akan lebih banyak, karena alurnya lebih terarah dan sedikit hambatan. Di moncong standar, masih terdapat lekukan yang bisa memperlambat alirannya.

“GS terbukti meningkat setelah pernah dihitung flow bench dengan hitungan CFM (Cubic Feet Minute),” kata Andi Makhrizal, mekanik cerdas dari Adri Racing di Jl. Penggilingan Raya, Komp. Taman Pulo Indah, Blok. L No. 24, Jakarta Timur.

pembuatannya, ambil sampel di karbu Honda Blade. Bisa pakai alat bubut, soal derajat sisi bagian dalam venturi dibikin 21 derajat dan moncong yang mengarah ke luar 35 derajat.

“Tapi, harus hati-hati agar karburator enggak bocor. Untuk motor aplikasi liaran, bagian luar moncong bisa pakai lem Alteco agar enggak bocor. Karena dari sisi terdalam dan terluar ada jeda, agar lebih halus bisa dihaluskan dengan amplas,” jelas mekanik yang tenar dipanggil Andi OP.
READ MORE - Bikin Moncong Karburator Model Velocity, Agar Gas Speed Meningkat!

Ganti Injektor Mampu Tambah Jumlah Semprotan Bensin Motor Injeksi


Dalam sistem pengabutan bahan bakar injeksi, jumlah semprotan bahan bakar sudah diatur oleh Electonic Control Unit (ECU). Debit dan lama semprotan diatur secara elektronik sehingga untuk menambah jumlahnya, harus memasang piggyback atau mengganti dengan programable ECU.

Lewat piggyback atau programable ECU, mapping semprotan bahan bakar bisa diatur ulang, ditambah sesuai kebutuhan. Misalnya setelah mengganti knalpot racing, maka butuh penyesuaian bahan bakar lebih banyak.

Sayangnya dua komponen itu lumayan dalam merogoh kantong, harganya masih mahal. Mau yang murah? Ada solusi lain, yaitu hanya dengan mengganti injektor. Masa sih, hanya dengan mengganti injektor? 

Awalnya memang banyak yang menyangsikan. Mengganti injektor yang memiliki debit semprotan lebih besar saja tanpa memasang piggyback atau programable ECU tidak akan berefek apapun. Karena jumlah semprotan bahan bakar sudah diatur oleh ECU bawaan motor.

Tapi hal ini dibantah oleh Bi Hau produsen racing part berlabel ProSpeed. "Kita sudah coba di Ninja 250 injeksi, hanya ganti injektor power dan torsi di atas dynometer langsung naik," jelasnya. "Artinya ada perubahan pada suplai bahan bakarnya," beber pria berperawakan tegap ini.

Justru menurutnya, ini adalah cara praktis untuk menambah jumlah bahan bakar pada motor yang mengalami perubahan ringan seperti mengganti knalpot racing.

"Tinggal plug n play dan enggak perlu ribet setting sana-sini," aku produsen knlapot yang dalam waktu dekat akan meluncurkan injektor racing untuk Ninja 250 injeksi dan CBR 250R.

Hal yang sama diakui Freddy Gautama dari Ultraspeed Racing. "Karena lubangnya lebih besar, jumlahnya pasti bertambah," beber Freddy yang memasarkan injektor berlabel SRP untuk CBR250R.

"Kalau cuma ganti knalpot cukup dengan mengganti injektor," ungkap Freddy sambil menjelaskan bahwa injektor SRP memiliki beberapa pilihan spesifikasi berdasarkan debit semprotannya. Dari 280 sampai 430 cc per minute.
READ MORE - Ganti Injektor Mampu Tambah Jumlah Semprotan Bensin Motor Injeksi

Nosel Yamaha Mio Buat Honda Blade, Lebih Banyak Lubangnya

 
Untuk menghilangkan gejala miss atau kekosongan power di rpm tertentu, biasanya komponen di wilayah karburator mesti diakali. Terutama tunggangan yang sudah alami ubahan mesin. Khususnya, di seputar aliran pasokan gas bakar.

Salah satu bagian yang mesti diperhatikan, adalah lubang nosel jarum skep yang diaplikasi jumlahnya sangat sedikit. Sehingga pasokan kurang deras, juga cepat mengantisipasi debit bensin ketika piston skep turun. Makanya timbul kekosongan atau miss pasca penurunan rpm.

Gejala ini nggak akan terjadi pada Honda Blade bila menggunakan nosel jarum skep punya Yamaha Mio Sporty yang kebetulan sama-sama pakai merek Keihin. Apalagi bentuk dan dimensinya sama persis sehingga mudah bila ingin diapliaksi.

“Nosel Mio Sporty bagus dipakai di karbu standar Honda Blade buat turun balap di kelas Pemula. Fungsinya cuma untuk menambah debit gas bakar juga kecepatannya. Sehingga power mesin enggak ada kekosangan,” ucap Muhammad Ihsan alias Gopal, mekanik Honda Tomat Merah.

Lanjut Gopal, kelebihan Nosel jarum skep Mio Sporty punya 16 lubang yang terbagi jadi 4 lubang dari ke-4 sisi pemukaan nosel. Makanya bensin di bak karbu yang terhisap lebih banyak juga deras. Sementara Nosel asli Blade jumlahnya cuma 10 lubang terdiri dari 2 dan 3 lubang di masing-masing sisi.

“Diameter lubang lebih kecil, makanya kucuran bensin kencang ke ruang bakar. Prisipnya seperti venturi,”
READ MORE - Nosel Yamaha Mio Buat Honda Blade, Lebih Banyak Lubangnya

slide

video playlist




globe

flag

free counters
Tag Cloud by AdIXA

web

Top 100 Gadget Blogs

car

upin